Assalamualaikum Teman Tehyun,
Teteh baru kelar nonton Prof. Kalimasada di YouTube Ternak Uang menjelaskan tentang perbedaan orang kaya dengan orang miskin (orang biasa). Berikut adalah poin-poinnya ya.
Penghargaan Diri dan Peningkatan Nilai:
Orang biasa cenderung kurang menghargai diri sendiri, merasa nilai mereka terlalu rendah, dan puas dengan apa adanya, sehingga melewatkan potensi peningkatan pendapatan dan kehidupan sosial. Orang kaya percaya bahwa orang yang merasa sudah cukup dengan segalanya adalah orang yang "mati" karena dunia selalu berubah, sehingga ketidakpastian harus mendorong peningkatan nilai diri.
Lokus Kontrol:
Orang kaya memiliki lokus kontrol internal, fokus pada mengendalikan hal-hal yang bisa mereka kontrol, meskipun faktor eksternal seringkali lebih besar pengaruhnya. Sebaliknya, orang biasa cenderung fokus pada faktor eksternal, menyalahkan pemerintah, situasi ekonomi, atau perang dunia atas masalah mereka, daripada mencari solusi internal seperti meningkatkan kualitas produk atau layanan.
Faktor Penentu Kesuksesan:
Kesuksesan dipengaruhi oleh tiga faktor utama: skill, kerja keras, dan inovasi. Skill bisa bawaan atau diasah; kerja keras mengalahkan skill tanpa usaha; dan inovasi berfungsi sebagai pengungkit (leverage) yang membuat pertumbuhan menjadi eksponensial. Kombinasi ketiganya adalah kunci untuk mencapai kesuksesan di berbagai bidang seperti trading, investasi, bisnis, dan pemasaran.
Orientasi Waktu:
Orang biasa cenderung fokus pada tujuan jangka pendek, seperti kebutuhan hari ini atau minggu depan. Orang kaya selalu berpikir tentang tujuan jangka panjang, bahkan hingga 15–30 tahun ke depan, memikirkan warisan untuk anak cucu. Penelitian seperti marshmallow test menunjukkan bahwa orang yang mampu menunda kepuasan instan (berpikir jangka panjang) cenderung lebih sukses di kemudian hari.
Konsep Nilai Waktu Uang (TVM):
Orang kaya memahami prinsip Time Value of Money (TVM), yaitu bahwa nilai uang akan berkurang seiring waktu karena inflasi dan peningkatan jumlah uang. Mereka memiliki mindset agar uang bekerja untuk mereka, berbeda dengan orang biasa yang cenderung hanya menabung. Konsep Future Value (FV) digunakan untuk menghitung nilai uang di masa depan, dengan rumus:
FV = PV × (1 + R)^T
Di mana:
FV = Future Value (Nilai Masa Depan)
PV = Present Value (Nilai Sekarang)
R = Return atau tingkat bunga (misalnya, 10% atau 0.1)
T = Time atau periode waktu (misalnya, 1 tahun)
Contoh perhitungan: Rp10 juta (PV) dengan bunga 10% (R) selama 1 tahun (T) akan menjadi Rp11 juta (FV).
Tujuan Bekerja:
Orang biasa bekerja untuk mendapatkan uang (gaji), seringkali dengan fokus pada upah minimum. Orang kaya bekerja untuk mendapatkan pengalaman, bahkan bersedia menerima gaji lebih kecil jika pengalaman yang didapat lebih berharga untuk pengembangan skill, kerja keras, dan inovasi di masa depan. Pengalaman yang didapat dari lingkungan kerja yang lebih baik dapat menghasilkan pendapatan yang jauh lebih besar di kemudian hari.
Model Pengembalian:
Orang biasa memiliki model pengembalian linear, di mana mereka menukar waktu mereka dengan uang (uang = upah × jam kerja). Jika mereka tidak bekerja, pendapatan mereka nol. Orang kaya memiliki model pengembalian eksponensial, di mana mereka membiarkan uang bekerja untuk mereka (uang = modal × (1 + return)^waktu). Ini menghasilkan pertumbuhan yang berlipat ganda tanpa harus bekerja secara fisik.
Berikut perbandingan model pengembalian:
Fitur |
Model Pengembalian Linear (Orang Biasa) |
Model Pengembalian Eksponensial (Orang Kaya) |
Konsep Utama |
Menukar waktu dengan uang |
Uang bekerja untuk uang |
Rumus Pendapatan |
Uang = Upah × Jam Kerja |
Uang = Modal × (1 + Return)^Waktu |
Ketergantungan |
Tergantung pada jam kerja fisik |
Tidak tergantung pada jam kerja fisik |
Hasil |
Pendapatan nol jika tidak bekerja |
Pendapatan terus mengalir (pasif) |
Jenis Barang yang Dibeli (Aset vs. Liabilitas):
Orang biasa cenderung membeli liabilitas, yaitu sesuatu yang mengeluarkan uang dari kantong mereka. Orang kaya membeli aset, yaitu sesuatu yang menghasilkan uang dan memasukkannya ke kantong mereka.
Berikut perbandingan aset dan liabilitas:
Kategori |
Definisi |
Contoh Orang Kaya |
Contoh Orang Biasa |
Aset |
Menghasilkan pendapatan (uang masuk) |
Properti (kos-kosan), Saham |
- |
Liabilitas |
Mengeluarkan uang (uang keluar) |
- |
Mobil mewah (BMW F30), Kartu kredit, Utang konsumtif, iPhone |
Orang kaya berfokus pada penciptaan kekayaan dan pertumbuhan aset, sementara orang biasa cenderung meningkatkan pengeluaran konsumtif.
Model aset orang biasa: Aset_periode = Aset_awal − Konsumsi
Model aset orang kaya: Aset_periode = Aset_awal + Return_aset
Perspektif Risiko:
Orang biasa melihat risiko sebagai ancaman dan cenderung takut serta menghindarinya, yang dapat menghasilkan nol output. Orang kaya mengambil risiko terukur (calculated risks) dan melihat ancaman sebagai peluang. Mereka berpikir berdasarkan risk-reward model dan asymmetric bet, di mana risiko kecil berpotensi menghasilkan keuntungan besar.
Orang kaya menghitung Expected Value (EV) untuk menilai risiko:
EV = (Probabilitas Menang × Return Menang) + (Probabilitas Kalah × Risiko Kalah)
Jika nilai EV lebih dari 1, risiko tersebut sangat layak diambil; jika antara 0–1, moderat; dan jika di bawah 0, buruk.
Contoh: Membeli mobil (EV non-finansial, return nol) vs. investasi saham (EV positif, potensi return besar meskipun probabilitas menang kecil). Hidup itu penuh risiko, dan fokus pada mengendalikan risiko yang bisa dikontrol akan membuat hidup lebih baik.