Membaca Tanpa Batas: Kisah Guru Gembul tentang Buku di Era Teknologi

 Mengapa Buku Masih Penting di Era Digital?

Halo Teman-Teman! Selamat datang di blog Teteh Asahid Tehyung, di mana kali ini teteh ingin berbagi cerita seru saduran dari episode terbaru podcast Lentera bareng Guru Gembul.



Di podcast Lentera kali ini, aku berbincang dengan sosok yang asik banget, yaitu Guru Gembul. Kami ngobrol panjang lebar tentang buku dan betapa buku masih menjadi medium yang sangat penting meski kita sekarang hidup di era digital yang serba cepat.

Namun sebelum kamu mendengarkan podcastnya, jangan lupa download aplikasi Lentera dan nikmati koleksi buku gratis yang tersedia!

Awal Cinta Guru Gembul pada Buku

Dalam podcast, Guru Gembul bercerita tentang momen pertama kali ia jatuh cinta pada buku. Ternyata, minat bacanya dimulai sejak kecil! Dia mengisahkan bagaimana ayahnya sering mengajaknya ke pasar untuk membeli buku. Buku pertama yang membuatnya terpikat adalah cerita-cerita tentang hewan, seperti rubah kecil yang menjadi kenangan kuat dalam hidupnya. Menariknya, Guru Gembul sudah bisa membaca sejak sebelum SD.

Namun, bukan hanya buku anak-anak yang ia baca. Guru Gembul juga mendapatkan buku yang cukup berat saat kecil, yakni buku ilmu pengetahuan kelas 5 SD! Ketika itu, dia merasa buku tersebut terlalu sulit untuk dipahami, tapi justru hal inilah yang mendorongnya untuk semakin semangat belajar.

Buku yang Membuat Perubahan

Yang unik dari cerita Guru Gembul adalah bahwa buku yang pertama kali membuatnya terinspirasi secara mendalam bukanlah buku ilmu pengetahuan, melainkan sebuah komik! Komik Dragon Ball edisi ke-41 menjadi bacaan favoritnya saat SMP, dan ia mengakui bahwa komik itulah yang mengubah cara berpikirnya tentang keberanian dan tantangan hidup. Dalam komik tersebut, anak-anak kecil harus berhadapan dengan musuh yang sangat kuat, dan walaupun tampak mustahil, mereka tidak takut untuk melawan.

Guru Gembul pun mulai memahami bahwa ketakutan terbesar manusia adalah kematian, dan jika kita sudah tidak lagi takut pada kematian, maka tidak ada lagi yang perlu ditakuti. Inilah yang kemudian mempengaruhi cara berpikirnya di masa depan, termasuk bagaimana ia mengatasi berbagai doktrin dan larangan dalam membaca buku yang beredar di masyarakat.

Tantangan Membaca di Era Digital

Meskipun dunia semakin terhubung dengan teknologi, Guru Gembul tetap menekankan bahwa buku masih merupakan medium yang sangat penting untuk menyebarkan pengetahuan. Walaupun banyak orang sekarang lebih memilih media cepat seperti podcast atau video, ia percaya bahwa buku menawarkan struktur dan kedalaman yang sulit ditemukan di media lain.

Buku, menurutnya, memiliki pertanggungjawaban yang lebih baik karena proses penulisannya melalui banyak tahapan, termasuk pengeditan dan koreksi, sehingga informasi yang disajikan biasanya lebih akurat dan mendalam.

Buku: Sarana Curang untuk Berpengetahuan?

Dalam salah satu bagian podcast, Guru Gembul menyebut bahwa membaca buku sebenarnya adalah "cara curang untuk berpengetahuan." Kenapa? Karena dengan membaca buku, kita bisa meminjam pengalaman orang lain tanpa harus mengalaminya sendiri. Kita bisa memahami berbagai pengetahuan tanpa harus terlibat langsung dalam situasi-situasi tertentu. Contohnya, kita tidak perlu mencoba sianida untuk tahu bahwa itu berbahaya—cukup membaca pengalaman orang lain.

Namun, di sisi lain, Guru Gembul juga mengingatkan bahwa tidak semua buku akan membawa manfaat positif. Seperti media lainnya, buku bisa menjadi alat yang baik atau buruk, tergantung pada bagaimana kita menggunakannya dan bagaimana buku tersebut memengaruhi cara berpikir kita.

Berpikir Mandiri dan Kebebasan dalam Membaca

Yang paling menarik dari perbincangan kami adalah bagaimana Guru Gembul menekankan pentingnya kemandirian berpikir. Menurutnya, masyarakat sering kali takut dengan buku-buku tertentu karena dianggap bisa menyesatkan. Namun, justru dengan membaca berbagai jenis buku, kita bisa lebih kritis dan memiliki kebebasan berpikir. Guru Gembul sendiri bahkan pernah dilarang membaca buku-buku tertentu, tetapi hal itu malah membuatnya semakin penasaran.

Ia percaya bahwa membaca buku bukan berarti menelan bulat-bulat isi buku tersebut, melainkan menggunakan buku sebagai referensi untuk memperkaya pengetahuan kita dan membentuk pandangan sendiri. Inilah esensi dari kebebasan dalam membaca—kita bebas memilih dan memutuskan apa yang kita yakini.

Kesimpulan

Meskipun dunia semakin maju dengan teknologi, buku masih menjadi medium penting dalam memperkaya pengetahuan dan membuka wawasan. Seperti yang disampaikan oleh Guru Gembul, buku memberikan kebebasan untuk berpikir, mengeksplorasi, dan memahami dunia dari berbagai sudut pandang. Bagi kita yang hidup di era digital, kombinasi antara teknologi dan buku dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih lengkap.

Jadi, jangan takut untuk terus membaca, bereksplorasi, dan menemukan inspirasi dari setiap halaman yang kita buka.

Sampai di sini dulu ya tulisan kali ini. Jangan lupa download Lentera app dan nikmati berbagai koleksi buku secara gratis!


Saduran dari sumber ini

Mengapa Pendidikan di Indonesia Tertinggal? ini Pandangan dari Guru Gembul

 Assalamualaikum teman-teman, selamat datang kembali di blog Teteh Asahid Tehyung!

kali  ini kita akan melihat pandangan dari Guru Gembul yang viral tentang pendidikan di indonesia . yuk kita simak 




Dalam banyak kesempatan, sering kali muncul pertanyaan yang cukup berat: "Mengapa Indonesia menjadi salah satu negara dengan sistem pendidikan terburuk di dunia, sementara negara tetangga seperti Singapura, Australia, dan New Zealand memiliki sistem pendidikan yang jauh lebih maju?"

Ada banyak jawaban yang muncul dari pertanyaan tersebut. Sebagian orang menyebut bahwa masalahnya terletak pada korupsi yang masif di sektor pendidikan, yang menyebabkan anggaran banyak dipotong. Ada juga yang berpendapat bahwa kebijakan pendidikan di Indonesia seringkali tidak didasarkan pada riset yang matang, melainkan hanya asumsi-asumsi. Selain itu, ada juga yang merasa bahwa penyelenggara pendidikan kita kurang kompeten, sehingga walaupun ide dan sistemnya sudah bagus, eksekusinya tetap kacau.

Semua jawaban tersebut sebenarnya masuk akal dan bisa dijadikan bahan renungan. Namun, ada satu alasan yang mungkin sering kali diabaikan, meskipun cukup jelas dan sangat terlihat: kualitas pengajar dan sistem pendidikan yang belum mencapai level yang diharapkan.

Level-Level Kompetensi dalam Pendidikan

Di dalam dunia pendidikan, sebenarnya ada beberapa tingkatan atau level kompetensi yang perlu dikuasai oleh para pengajar, mulai dari level dasar hingga yang paling tinggi. Mari kita bahas lima level kompetensi tersebut:

  1. Pedagogik (Level 1)
    Ini adalah kompetensi paling dasar, di mana guru harus mampu menguasai kelas, menyampaikan materi dengan baik, serta menginspirasi dan memotivasi siswa. Sayangnya, di Indonesia, bahkan kompetensi paling dasar ini masih banyak yang bermasalah.

  2. Andragogi (Level 2)
    Kompetensi ini lebih ditujukan untuk pendidikan orang dewasa, namun bisa juga diterapkan di level yang lebih rendah. Pada level ini, peserta didik sudah mulai dilibatkan dalam proses belajar mengajar, termasuk dalam perumusan kurikulum.

  3. Hetagogi (Level 3)
    Pada level ini, pembelajaran sudah sepenuhnya berpusat pada siswa. Guru hanya berperan sebagai asisten, memberikan bimbingan jika dibutuhkan. Siswa memiliki kebebasan untuk menentukan apa, bagaimana, dan kapan mereka belajar.

  4. Paragogi (Level 4)
    Di level ini, siswa tidak hanya belajar secara mandiri, tetapi juga terkoneksi dengan teman sebaya, membentuk kelompok belajar yang harmonis dan saling mendukung.

  5. Cyber Gogi (Level 5)
    Ini adalah puncak dari kompetensi pendidikan, di mana siswa terkoneksi secara global. Mereka bisa belajar dari mana saja dan kapan saja, terhubung dengan sumber daya dari seluruh dunia melalui teknologi.

Indonesia: Tertinggal di Level 1?

Menyedihkan, namun benar adanya bahwa Indonesia masih tertinggal di level 1, yaitu pedagogik. Di negara-negara maju seperti Singapura dan Australia, kompetensi para pengajar sudah mencapai level cyber gogi, di mana siswa bisa belajar secara global, bekerja sama dengan rekan dari berbagai negara, dan membangun jaringan internasional.

Namun di Indonesia, masih banyak guru yang hanya berfokus pada hafalan, yang merupakan metode pembelajaran terendah dan tidak efektif. Akibatnya, siswa tidak belajar untuk memahami esensi materi, melainkan hanya menghafal kata-kata tanpa memahami konteksnya. Ini jelas merugikan, karena ide dan gagasan yang seharusnya mereka dapatkan justru terdistorsi.

Tantangan Lain: Menolak Kemajuan

Selain itu, ada tantangan lain yang muncul dari kelompok-kelompok tertentu yang malah menolak perubahan. Mereka sering kali mencibir penggunaan teknologi seperti Google dalam proses belajar, padahal Google sebenarnya adalah wujud dari cyber gogi, di mana siswa bisa mengakses informasi dari berbagai sumber secara global.

Guru yang memiliki kompetensi rendah sering kali takut tersaingi oleh teknologi, sehingga mereka berusaha mempertahankan otoritasnya dengan cara menolak perubahan. Ini hanya akan memperparah situasi dan menjadikan generasi muda kita semakin tertinggal.

Kesimpulan

Masalah pendidikan di Indonesia tidak hanya soal anggaran yang dipotong atau kebijakan yang tidak didasarkan pada riset. Ada masalah yang lebih dalam, yaitu kualitas pengajar yang belum mencapai standar global, serta resistensi terhadap perubahan yang justru bisa membawa kemajuan.

Teman-teman, sudah saatnya kita mengakui bahwa ada yang salah dalam sistem pendidikan kita. Kita perlu bergerak maju, menerima perubahan, dan mulai membangun generasi yang mampu bersaing secara global.

Sampai di sini dulu ya tulisan kali ini. Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat! Assalamualaikum.


disadur dari Sumber disini !!

Resep Kulit Risoles Anti Sobek! Versi Premium dan Ekonomis

Resep Kulit Risol Anti Sobek: Pilih yang Premium atau Ekonomis?


Assalamualikum Teman Tehyun! 👋

Kali ini, Teteh mau kasih kalian resep kulit risol anti sobek yang bisa kamu coba di rumah. Buat Teman Tehyun yang sering banget bikin risoles, pasti tahu dong kalau bagian kulit itu krusial banget. Jangan sampai saat mau gulung isian, malah kulitnya sobek. Nah, tenang aja, Teteh punya dua versi nih: kulit risol premium yang super creamy dan elastis, serta kulit risol ekonomis yang lebih ramah di kantong tapi tetap anti sobek.

Yuk, langsung aja kita bahas dua resep kulit risol ini. Simak baik-baik ya, Teteh juga kasih tips seru biar kamu makin jago bikin risoles di rumah! 💪


Kulit Risol Premium: Elastis dan Creamy

Bahan-bahan:

  • 800 ml susu cair
  • 390 gr tepung terigu
  • 6 pcs telur
  • 1 sdt garam
  • 6 sdm tepung tapioka
  • 240 gr minyak

Cara Membuat:

  1. Mix bahan basah dulu. Kocok telur hingga rata, lalu tambahkan susu cair dan minyak. Telur yang banyak bikin kulit risoles jadi super elastis, jadi gak mudah sobek saat dilipat.

  2. Masukkan tepung. Ayak tepung terigu dan tepung tapioka, lalu tambahkan sedikit demi sedikit ke campuran bahan basah. Aduk terus sampai adonan benar-benar halus dan tidak ada gumpalan.

  3. Tip penting: Tepung tapioka ini berperan penting biar kulit risolesnya tetap kenyal dan elastis. Kalau gak pakai, bisa-bisa kulitnya mudah sobek.

  4. Panaskan wajan anti lengket. Tuang sedikit adonan, putar wajannya agar adonan merata tipis. Masak dengan api kecil. Kalau ada bagian berlubang, tinggal tambal dengan adonan ya.

  5. Pisahkan kulit risoles dengan daun. Kamu bisa gunakan daun pisang atau daun pandan sebagai pembatas antar lapisan kulit. Biar gak lengket satu sama lain.

  6. Angkat dan cek elastisitasnya. Coba deh pegang kulitnya, meskipun digulung-gulung, kulit ini tetap elastis banget! 🤩

Tips Premium dari Teteh:

  • Pakai minyak yang cukup banyak untuk membantu tekstur kulit risoles lebih lembut.
  • Susu cair memberikan rasa creamy yang enak. Buat Teman Tehyun yang mau rasa lebih gurih, bisa pakai susu full cream.

Kulit Risol Ekonomis: Simpel tapi Tetap Tangguh

Sekarang, kalau Teman Tehyun pengen yang lebih hemat tapi tetap mau hasilnya bagus, cobain kulit risol ekonomis ini.

Bahan-bahan:

  • 500 gr tepung terigu protein sedang
  • 100 gr tepung tapioka
  • 1300 ml air
  • 2 sdt garam
  • 6 sdm minyak goreng

Cara Membuat:

  1. Campur semua bahan. Masukkan tepung terigu, tepung tapioka, air, garam, dan minyak ke dalam wadah besar. Bisa diaduk manual atau menggunakan blender/chopper biar lebih cepat.

  2. Kocok hingga rata. Pastikan adonannya halus dan tidak bergerindil. Tepung tapioka tetap wajib ya biar kulitnya elastis dan gak gampang sobek.

  3. Tip irit bahan: Dengan menggunakan air sebagai cairan utama, kulit risol ekonomis ini lebih hemat tanpa mengorbankan kualitas. Tetap anti sobek, kok!

  4. Masak di wajan panas. Sama seperti versi premium, panaskan wajan lalu celupkan ke adonan. Masak sampai pinggirnya bisa terangkat, itu tandanya kulit sudah matang.

  5. Angkat dan siap pakai. Kulit risol ekonomis ini juga anti sobek dan siap digunakan buat segala jenis isian.

Tips Ekonomis dari Teteh:

  • Jangan takut tambahin sedikit minyak kalau adonan terasa terlalu kental. Ini bisa bantu kulit risol lebih lentur.
  • Gunakan api kecil saat memasak agar kulit matang sempurna dan tidak gosong.

Pilih yang Mana, Teman Tehyun?

Setelah nyobain dua resep ini, sekarang pilihan ada di tangan kamu, Teman Tehyun! Mau yang kulit premium dengan tekstur elastis dan rasa creamy, atau yang kulit ekonomis yang lebih hemat bahan tapi tetap tangguh? Dua-duanya sama-sama anti sobek, kok! 😎


Selamat mencoba di rumah, ya! Jangan lupa tulis di kolom komentar kamu lebih suka yang mana: premium atau ekonomis?

Sampai ketemu di resep berikutnya, Teman Tehyun! 👋

Mengenalkan Teknik Feynman kepada Anak-anak: Belajar Sambil Bermain!

Mengenalkan Teknik Feynman kepada Anak-anak: Belajar Sambil Bermain!



Pernah gak, anak-anak kamu kesulitan memahami pelajaran di sekolah? Nah, ada cara seru dan efektif yang bisa membantu mereka belajar lebih baik, yaitu dengan Teknik Feynman! Teknik ini, yang dikembangkan oleh fisikawan jenius Richard Feynman, mengajak kita untuk benar-benar memahami sesuatu dengan cara menjelaskan kembali dengan bahasa yang sederhana. Tapi, gimana caranya Teknik Feynman bisa diajarkan kepada anak-anak? Yuk, simak caranya di bawah ini!

Apa Itu Teknik Feynman?

Teknik Feynman adalah metode belajar yang bikin kita benar-benar paham suatu topik dengan menjelaskannya kembali, seolah-olah kita mengajarkan kepada orang yang nggak tahu apa-apa. Bagi anak-anak, teknik ini bisa disulap jadi aktivitas yang seru dan menyenangkan. Prinsipnya sederhana: jika anak-anak bisa menjelaskan sesuatu dengan bahasa mereka sendiri, itu tandanya mereka sudah paham!

Cara Mengajarkan Teknik Feynman ke Anak-anak

1. Pilih Topik yang Disukai Anak-anak

Mulailah dengan hal-hal yang mereka sukai. Bisa tentang dinosaurus, luar angkasa, hewan peliharaan, atau bahkan mainan favorit mereka. Pilihan topik yang menarik bagi anak-anak adalah kunci utama agar mereka semangat untuk belajar.

Contoh: “Kenapa dinosaurus bisa punah?” atau “Kenapa bola bisa menggelinding?”

2. Gunakan Permainan atau Aktivitas

Buat anak-anak seolah-olah menjadi "guru kecil" yang menjelaskan topik tersebut kepada teman imajinernya. Bisa juga dijadikan permainan peran, di mana mereka berpura-pura menjadi pengajar di depan "murid-murid" boneka atau mainannya.

Tips: Ajak anak-anak berpura-pura mengajar di depan boneka atau adik mereka, atau bahkan membuat video pendek yang menjelaskan konsep tersebut.

3. Gunakan Visual yang Sederhana

Anak-anak lebih mudah memahami sesuatu jika kamu menggunakan gambar, benda nyata, atau alat peraga sederhana. Misalnya, jika kamu ingin menjelaskan bagaimana planet mengelilingi matahari, kamu bisa menggunakan bola sebagai bumi dan senter sebagai matahari.

Contoh: “Bumi itu seperti bola ini, dan bola ini selalu mengelilingi matahari. Ayo coba putar bolanya!”

4. Ajak Anak Menulis atau Menggambar

Tidak semua anak suka menjelaskan secara lisan, jadi ajak mereka untuk menulis atau menggambar konsep yang sedang dipelajari. Ini akan membantu anak-anak mengingat dan mengorganisasi informasi dengan lebih baik. Plus, mereka akan lebih menikmati proses belajarnya.

Contoh: “Gambarkan dinosaurus favoritmu dan coba jelaskan kenapa dinosaurus itu punah.”

5. Beri Tantangan Sederhana

Setelah anak-anak menjelaskan konsep dengan cara mereka sendiri, berikan beberapa pertanyaan sederhana untuk mengecek pemahaman mereka. Misalnya, tanyakan apa yang akan terjadi jika sesuatu berubah, seperti “Apa yang terjadi kalau bumi berhenti berputar?”

Tips: Tantangan ini membuat mereka berpikir lebih kritis dan melatih kemampuan berpikir logis.

6. Selalu Beri Pujian dan Dorongan

Anak-anak butuh rasa percaya diri saat belajar. Jadi, pastikan kamu memberi pujian dan dorongan setelah mereka berhasil menjelaskan sesuatu, meskipun masih ada yang kurang. Hal ini akan membuat mereka merasa dihargai dan lebih semangat untuk belajar lebih lanjut.

Contoh: “Wah, kamu hebat banget bisa jelasin tentang dinosaurus! Ayo coba kita pelajari lebih dalam lagi.”

Manfaat Menggunakan Teknik Feynman untuk Anak

Dengan mengajarkan Teknik Feynman, anak-anak bukan cuma belajar hafalan, tapi mereka benar-benar memahami konsep. Metode ini juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan berkomunikasi mereka. Mereka akan lebih percaya diri karena bisa menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah dipahami.

Teknik Feynman juga bisa membantu anak-anak menghadapi pelajaran yang lebih sulit di sekolah, seperti matematika atau sains. Dengan menjadikan pembelajaran sebagai aktivitas yang menyenangkan, mereka akan lebih antusias dan nggak mudah merasa bosan.

Penutup

Teknik Feynman bisa menjadi cara yang efektif dan menyenangkan untuk mengajarkan anak-anak belajar. Mulai dari memilih topik yang mereka sukai, hingga menggunakan analogi sederhana, metode ini sangat cocok untuk memperkuat pemahaman mereka. Selain itu, teknik ini juga membantu mengasah keterampilan mereka dalam menjelaskan sesuatu, yang nantinya akan sangat berguna di kehidupan mereka.

Yuk, coba terapkan Teknik Feynman dengan anak-anakmu dan lihat bagaimana mereka mulai memahami berbagai konsep dengan cara yang seru dan menyenangkan!

Rahasia Belajar Efektif ala Fisikawan Peraih Nobel, Richard Feynman

Belajar Mudah dan Efektif dengan Teknik Feynman: Bukan Cuma Hafalan, Tapi Paham Beneran!



Kamu pernah gak sih belajar sesuatu tapi cuma sekedar hafal tanpa benar-benar paham? Nah, Richard Feynman, seorang fisikawan jenius peraih Nobel, punya solusi buat kamu! Teknik Feynman, yang diambil dari namanya, adalah metode belajar yang mengajak kita untuk benar-benar memahami konsep melalui penjelasan sederhana. Nggak hanya buat ujian, teknik ini juga bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, kita pelajari lebih lanjut tentang teknik belajar yang satu ini!

Apa sih Teknik Feynman Itu?

Teknik Feynman adalah cara belajar yang efektif dengan cara menjelaskan suatu konsep seolah-olah kamu sedang mengajar orang yang nggak tahu apa-apa tentang topik itu. Intinya, kalau kamu bisa menjelaskan konsep dengan bahasa sederhana dan logika yang masuk akal, berarti kamu benar-benar paham.

Langkah-Langkah Mudah Menggunakan Teknik Feynman

  1. Pilih Topik yang Mau Dipelajari Pilih topik yang bikin kamu penasaran atau yang emang lagi perlu kamu kuasai. Bisa materi baru yang belum kamu pelajari, atau sesuatu yang ingin kamu pahami lebih dalam.

  2. Tuliskan Penjelasanmu Setelah pilih topik, mulailah menuliskan penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Anggap kamu sedang menjelaskan ke teman atau anak kecil yang nggak tahu sama sekali soal topik itu.

  3. Gunakan Analogi Agar lebih mudah dipahami, kamu bisa menggunakan analogi atau contoh sehari-hari. Misalnya, buat jelasin elektron yang mengelilingi inti atom, kamu bisa pakai analogi planet yang mengelilingi matahari. Sederhana dan gampang dimengerti, kan?

  4. Identifikasi Bagian yang Kamu Nggak Paham Kalau kamu masih ngerasa ada bagian yang sulit dijelaskan atau malah bikin bingung, itu tandanya ada yang belum kamu pahami. Balik lagi ke referensi, cari jawabannya, dan coba jelaskan ulang sampai benar-benar paham.

  5. Sederhanakan Lagi Penjelasanmu Setelah berhasil, coba periksa lagi penjelasanmu. Bisa nggak sih kamu jelasin dengan bahasa yang lebih simpel lagi? Semakin sederhana, semakin kamu paham.

Kenapa Teknik Feynman Efektif?

Teknik ini nggak cuma bikin kita hafal, tapi bener-bener ngerti! Dengan memaksa diri buat jelasin pakai bahasa yang gampang, kita otomatis menguji pemahaman kita. Apalagi kalau pakai analogi, konsep yang tadinya ribet jadi lebih nyata dan gampang diingat.

Teknik ini juga bantu banget buat meningkatkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis. Kamu jadi lebih terlatih untuk melihat suatu konsep dari berbagai sudut pandang, dan ini bikin proses belajarmu lebih asik dan menantang.

Manfaat Teknik Feynman di Kehidupan Sehari-Hari

Nggak cuma buat belajar fisika atau matematika, teknik ini bisa dipakai buat apa aja lho! Misalnya, kalau kamu lagi belajar masak, olahraga, atau bahkan skill baru kayak main musik. Semakin sering kamu jelaskan ke diri sendiri atau orang lain, semakin cepat kamu menguasainya.

Teknik ini juga bikin kamu lebih percaya diri. Kenapa? Karena ketika kamu bisa menjelaskan sesuatu dengan jelas, berarti kamu udah ngerti banget. Ini juga bisa bantu ngurangin stres saat belajar sesuatu yang baru atau persiapan ujian. Jadi nggak ada lagi deh yang namanya tegang sebelum ujian.

Penutup

Teknik Feynman adalah cara yang luar biasa buat memahami konsep dengan lebih baik. Nggak hanya efektif buat belajar, tapi juga bikin kita lebih kreatif dan percaya diri dalam menjelaskan sesuatu. Yuk, mulai terapkan Teknik Feynman di kegiatan belajarmu sehari-hari dan rasakan bedanya!

Ingin Jadi Content Creator Sukses? Inilah Cara Menghasilkan Uang dari Konten

Mengapa Konten TikTok Bisa Meledak Sementara di Instagram Tidak?



Banyak yang bertanya, “Mengapa satu konten bisa viral di TikTok, tapi ketika diunggah di Instagram, hasilnya jauh berbeda?” Pengalaman ini cukup umum di kalangan content creator, termasuk para pengusaha yang mencoba peruntungan dengan terjun ke dunia konten.

Pada artikel ini, saya akan membahas berbagai mitos dan realita di balik menjadi content creator, bagaimana menemukan peluang, serta apa saja yang perlu diperhatikan ketika memulai perjalanan sebagai seorang kreator.

Mengapa Banyak yang Ingin Beralih Menjadi Content Creator?

Saat ini, semakin banyak karyawan yang bercita-cita menjadi content creator. Mengapa? Karena banyak yang melihat peluang untuk meraih time freedom dan financial freedom dari aktivitas ini. Namun, kenyataannya tidak semudah itu. Ada risiko dan tantangan yang tidak selalu tampak dari luar.

Menurut pengalaman banyak kreator, membuat konten tidak langsung membawa keuntungan besar. Rata-rata, butuh waktu minimal 3 bulan untuk “pecah telur,” alias mendapatkan penghasilan dari konten. Bahkan, sebagian butuh lebih dari 6 bulan hingga setahun untuk benar-benar merasakan hasilnya.

Jadi, sebelum Anda berpikir untuk resign dan langsung menjadi full-time content creator, cobalah dulu secara bertahap. Jangan terburu-buru keluar dari pekerjaan tetap Anda tanpa memiliki gambaran yang jelas tentang masa depan Anda di dunia konten.

Tantangan Menjadi Content Creator

Menjadi content creator adalah bisnis. Sama halnya dengan menjalankan bisnis lainnya, ada modal yang perlu disiapkan, terutama dalam bentuk waktu dan energi. Setiap hari, seorang kreator harus muncul, membuat konten, dan mengelola akun sosial medianya. Modal terbesar di sini adalah waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk terus konsisten membuat konten yang bernilai.

Pentingnya Konsistensi dan Kuantitas

Salah satu mitos yang sering muncul adalah bahwa konsistensi dalam memposting konten adalah kunci keberhasilan. Ini memang benar, namun perlu diperhatikan bahwa konsistensi tidak hanya berarti posting banyak konten setiap hari. Konsistensi juga harus diiringi dengan kualitas.

Pada fase awal, penting untuk mencoba berbagai jenis konten untuk menemukan apa yang paling disukai oleh audiens. Jika Anda belum menemukan pola atau konten yang viral, tingkatkan frekuensi posting. Setelah menemukan pola konten yang disukai, Anda bisa mulai fokus pada kualitas dan mengurangi frekuensi posting tanpa kehilangan daya tarik.

Konten di TikTok dan Instagram, Apakah Sama?

Apakah konten di TikTok dan Instagram bisa sama? Jawabannya adalah, bisa saja, namun Anda perlu memperhatikan bahwa audiens di kedua platform ini berbeda. Satu konten bisa viral di TikTok, tapi mungkin tidak di Instagram, begitu pula sebaliknya. Ini karena algoritma dan karakteristik audiens kedua platform yang berbeda.

Namun, Anda bisa mencoba merotasi konten antara TikTok dan Instagram untuk menjangkau audiens yang berbeda. Penting untuk memberikan nilai tambah di setiap platform agar audiens memiliki alasan untuk mengikuti Anda di kedua platform tersebut.

Bagaimana Mendapatkan Penghasilan dari Menjadi Content Creator?

1. Monetisasi dari Platform

Monetisasi platform merupakan cara yang umum untuk mendapatkan penghasilan sebagai content creator. Setiap platform media sosial memiliki cara tersendiri untuk memberikan bayaran kepada kreator, tergantung pada jenis konten dan audiens yang terlibat.

  • YouTube Adsense: Di YouTube, kreator mendapatkan bayaran dari iklan yang muncul di video mereka. Untuk mulai mendapatkan penghasilan, saluran YouTube Anda harus memenuhi syarat, yaitu memiliki minimal 1.000 subscribers dan 4.000 jam waktu tonton dalam 12 bulan terakhir. Setelah itu, Anda bisa mengaktifkan monetisasi dan mulai menayangkan iklan di video.

  • TikTok Gifts & Coins: Di TikTok, pengguna dapat memberikan gift atau hadiah virtual selama live streaming. Hadiah ini kemudian bisa dikonversi menjadi uang. Selain itu, TikTok juga memberikan opsi bagi kreator dengan jumlah pengikut yang besar untuk bergabung dalam Creator Fund, sebuah program yang memberikan penghasilan berdasarkan kinerja konten.

  • Instagram Badges: Meskipun Instagram belum terlalu berkembang dalam hal monetisasi seperti YouTube dan TikTok, mereka sudah mulai memperkenalkan fitur badges yang memungkinkan audiens untuk membeli tanda penghargaan saat kreator melakukan live streaming.

  • Facebook Stars: Di Facebook, kreator yang memenuhi syarat juga bisa mendapatkan penghasilan dari penonton yang membeli stars, fitur serupa dengan gifts di TikTok.

2. Endorsement atau Sponsorship

Salah satu sumber penghasilan terbesar untuk content creator adalah endorsement atau kerjasama dengan brand (sponsorship). Ketika brand melihat bahwa Anda memiliki audiens yang relevan dengan produk mereka, mereka bisa meminta Anda untuk mempromosikan produk mereka dalam bentuk postingan, video, atau cerita.

  • Jenis Endorsement:

    • Paid Posts: Brand membayar Anda untuk membuat satu atau beberapa postingan yang mempromosikan produk mereka.
    • Product Reviews: Anda diberi produk secara gratis untuk diulas, dan kadang dibayar untuk ulasan tersebut.
    • Giveaways: Anda bekerja sama dengan brand untuk mengadakan giveaway di akun media sosial Anda.
  • Cara Menarik Brand untuk Endorsement:

    • Buat Konten Berkualitas: Brand akan lebih tertarik pada kreator yang secara konsisten menghasilkan konten berkualitas dengan engagement yang baik.
    • Tunjukkan Buying Power: Ketika Anda bisa membuktikan bahwa pengikut Anda membeli produk berdasarkan rekomendasi Anda, ini akan menarik lebih banyak brand untuk bekerjasama.

3. Affiliate Marketing

Affiliate marketing adalah salah satu cara cepat bagi content creator untuk menghasilkan uang, bahkan tanpa perlu menunggu pengikut yang besar. Dalam model ini, Anda mempromosikan produk atau layanan orang lain, dan ketika ada yang membeli melalui link afiliasi Anda, Anda akan mendapatkan komisi.

  • Cara Kerja:

    1. Anda mendaftar sebagai afiliasi di platform seperti Shopee, Lazada, Amazon, atau program afiliasi brand tertentu.
    2. Setelah diterima, Anda akan mendapatkan link afiliasi yang bisa dipromosikan melalui konten Anda (misalnya melalui Instagram, TikTok, atau blog).
    3. Setiap kali ada orang yang membeli produk melalui link tersebut, Anda akan mendapatkan komisi sesuai perjanjian (bisa berupa persentase dari harga produk atau komisi tetap).
  • Kelebihan Affiliate Marketing:

    • Tidak perlu memiliki produk sendiri.
    • Potensi penghasilan tidak terbatas, tergantung seberapa efektif Anda memasarkan produk tersebut.
    • Bisa digunakan sebagai penghasilan tambahan bagi kreator yang belum memiliki jumlah pengikut besar.

4. Live Streaming & Virtual Gifts

Live streaming menjadi salah satu cara populer bagi kreator untuk berinteraksi dengan pengikut mereka secara langsung, dan banyak platform menyediakan fitur virtual gifts yang bisa dikonversi menjadi uang.

  • TikTok: Dalam sesi live streaming, pengikut bisa memberikan gifts atau hadiah virtual yang dibeli dengan koin TikTok. Koin ini kemudian bisa dicairkan menjadi uang tunai.

  • YouTube: Kreator yang melakukan live streaming di YouTube dapat menerima Super Chat dari pengikutnya. Pengikut bisa membayar agar pesan mereka disorot selama sesi live.

5. Menjual Produk Digital atau Fisik

Banyak content creator yang memperluas penghasilan mereka dengan menjual produk, baik itu produk fisik maupun digital. Ini bisa berupa merchandise, produk edukasi, atau layanan.

  • Produk Fisik: Misalnya, jika Anda adalah seorang fashion influencer, Anda bisa menjual pakaian atau aksesoris dengan label pribadi. Banyak kreator yang juga menjual merchandise seperti kaos, mug, atau barang-barang lain yang terkait dengan brand mereka.

  • Produk Digital: E-book, kursus online, preset foto, atau template desain adalah beberapa contoh produk digital yang bisa dijual oleh content creator. Produk digital memiliki keunggulan karena tidak membutuhkan biaya produksi fisik dan bisa dijual berulang kali tanpa stok.

6. Jasa Konsultasi atau Workshop

Jika Anda memiliki keahlian khusus, Anda bisa menawarkan jasa konsultasi atau mengadakan workshop yang berbayar. Misalnya, seorang kreator di bidang social media marketing bisa menawarkan jasa konsultasi untuk membantu orang lain mengembangkan akun mereka. Atau, Anda bisa membuat workshop online yang mengajarkan keahlian tertentu.

  • Workshop Online: Banyak kreator mengadakan workshop untuk mengajarkan keterampilan mereka, seperti fotografi, desain grafis, atau marketing.

  • Konsultasi Pribadi: Anda bisa membuka layanan konsultasi satu-satu untuk audiens yang membutuhkan bimbingan lebih mendalam terkait topik yang Anda kuasai.

7. Crowdfunding & Membership

Beberapa platform seperti Patreon dan Ko-fi memungkinkan kreator mendapatkan dukungan finansial dari pengikut mereka secara langsung. Melalui model crowdfunding ini, pengikut dapat memberikan dukungan bulanan atau satu kali, biasanya dengan imbalan konten eksklusif.

  • Patreon: Melalui Patreon, kreator bisa menawarkan konten eksklusif atau layanan khusus hanya untuk pengikut yang berlangganan dan membayar bulanan.

  • Ko-fi: Platform ini memungkinkan pengikut memberikan donasi satu kali sebagai bentuk dukungan untuk kreator.

Membangun Bisnis Sendiri Sebagai Content Creator

Salah satu cara untuk menjaga keberlangsungan sebagai content creator adalah dengan membangun bisnis sendiri. Meskipun endorsement dan monetisasi dari platform bisa menghasilkan, namun memiliki bisnis yang dibangun atas nama personal brand Anda akan lebih stabil untuk jangka panjang.

Banyak content creator yang akhirnya sukses karena mereka tidak hanya mengandalkan penghasilan dari konten, tetapi juga membangun bisnis di balik personal branding mereka.

Kesimpulan

Menjadi content creator adalah pilihan karir yang mungkin terdengar menjanjikan, tetapi tidak mudah. Butuh waktu, usaha, dan konsistensi untuk benar-benar mendapatkan hasil. Jika Anda adalah seorang karyawan yang ingin beralih menjadi kreator, cobalah secara bertahap dan jangan terlalu cepat resign. Jalani prosesnya dengan sabar, teruslah belajar, dan yang terpenting, jangan takut untuk mencoba hal baru.

Mengupas Jenis Marketing 3.0, 4.0, dan 5.0 - Revolusi Pemasaran dari Produk hingga Teknologi Canggih

 Mengupas Trilogi Pemasaran: Marketing 3.0, 4.0, dan 5.0 - Revolusi Pemasaran dari Produk hingga Teknologi Canggih



Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, strategi pemasaran juga mengalami perubahan drastis. Sebagai pemasar, penting untuk memahami bagaimana tren ini berkembang agar kita dapat beradaptasi dengan kebutuhan pasar yang terus berubah. Dalam artikel ini, kita akan membahas Trilogi Pemasaran yang mencakup tiga era besar pemasaran, yakni Marketing 3.0, Marketing 4.0, dan Marketing 5.0. Ketiga konsep ini dijelaskan dalam buku yang ditulis oleh Philip Kotler, Hermawan Kartajaya, dan Iwan Setiawan, memberikan panduan komprehensif tentang bagaimana pemasaran telah berevolusi dari era produk ke era digital dan teknologi canggih.

Awal Mula: Marketing 1.0 dan 2.0

Sebelum masuk ke era Marketing 3.0, penting untuk memahami evolusi awal pemasaran. Marketing 1.0 berfokus pada produk. Pada era ini, yang dimulai pada 1950-an, produsen mendominasi pasar dengan produk berkualitas tinggi yang mudah diterima oleh konsumen. Ekonomi yang kuat setelah Perang Dunia II membuat konsumen memiliki daya beli yang tinggi, sehingga pemasaran berfokus pada memproduksi barang yang memenuhi permintaan besar.

Namun, di tahun 1970-an, krisis ekonomi melanda, dan Marketing 2.0 mulai mengambil tempat. Di era ini, pemasaran tidak lagi berpusat pada produk, melainkan pada pelanggan. Konsep Customer Centric Marketing muncul, di mana produsen tidak lagi berfokus pada pembuatan produk terbaik untuk semua orang, melainkan untuk segmen pasar tertentu. Segmentasi, Penargetan, dan Posisi Pasar (STP) menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target yang tepat.

Marketing 3.0: Dari Produk ke Manusia

Pada tahun 2010, Kotler, Kartajaya, dan Setiawan meluncurkan buku Marketing 3.0, yang menandai awal pergeseran besar dalam pemasaran menuju Human Centric Marketing. Buku ini mengusung ide bahwa pemasaran tidak hanya berfokus pada produk atau pelanggan, tetapi juga pada nilai-nilai kemanusiaan.

Di Marketing 3.0, konsumen tidak lagi hanya memikirkan tentang manfaat fungsional produk (seperti di Marketing 1.0) atau manfaat emosional (seperti di Marketing 2.0). Mereka mulai mempertimbangkan dampak produk tersebut pada lingkungan dan masyarakat. Human Centric Marketing memperhatikan apa yang baik bagi manusia secara keseluruhan, bukan hanya keuntungan individu. Oleh karena itu, perusahaan di era ini mulai memikirkan bagaimana produk mereka dapat memberikan dampak sosial dan lingkungan yang positif.

Beberapa konsep utama dalam Marketing 3.0 adalah:

  • Pemasaran Sosial: Mengubah perilaku konsumen menjadi lebih positif, misalnya mendorong gaya hidup sehat.
  • Pemasaran Hijau: Fokus pada dampak lingkungan dari produk, memastikan produk ramah lingkungan.
  • Kewirausahaan Sosial: Membantu segmen yang kurang mampu, misalnya dengan menciptakan produk yang meningkatkan taraf hidup masyarakat kelas bawah.

Marketing 3.0 memandang bisnis tidak hanya sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan, tetapi juga sebagai kekuatan yang dapat membantu masyarakat dan planet.

Marketing 4.0: Pemasaran di Era Digital

Perkembangan teknologi digital membawa kita ke Marketing 4.0, yang diluncurkan pada tahun 2017. Buku ini menyoroti transisi dari pemasaran tradisional ke pemasaran digital. Di era ini, digitalisasi mulai mendominasi, dengan berbagai teknologi baru seperti media sosial, e-commerce, dan perangkat seluler yang mengubah cara bisnis berinteraksi dengan pelanggan.

Dalam Marketing 4.0, konsep utama adalah Customer Experience (CX), atau pengalaman pelanggan. Pelanggan sekarang tidak hanya membeli produk, tetapi juga mencari pengalaman yang menyenangkan. Konsep 5A dalam perjalanan pelanggan menjadi sangat penting:

  1. Aware (Kesadaran): Pelanggan mengenal produk.
  2. Appeal (Daya Tarik): Pelanggan tertarik pada produk.
  3. Ask (Tanya): Pelanggan mencari informasi lebih lanjut.
  4. Act (Tindakan): Pelanggan memutuskan untuk membeli produk.
  5. Advocate (Advokasi): Jika puas, pelanggan akan merekomendasikan produk kepada orang lain.

Marketing 4.0 juga membahas bagaimana media sosial dan teknologi digital dapat digunakan untuk mendorong pelanggan dari kesadaran produk hingga advokasi. Omnichannel Marketing juga menjadi penting, di mana bisnis harus hadir di berbagai saluran, baik online maupun offline.

Marketing 5.0: Teknologi Canggih dalam Pemasaran

Pada tahun 2021, Marketing 5.0 diluncurkan, menandai peralihan besar dalam pemasaran di era teknologi canggih seperti Kecerdasan Buatan (AI), Blockchain, dan Metaverse. Buku ini membahas bagaimana teknologi ini bisa diterapkan dalam pemasaran untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih baik.

Marketing 5.0 memanfaatkan teknologi yang kita sebut The Next Tech, yang mencakup teknologi seperti:

  • Artificial Intelligence (AI): Untuk menganalisis data dan memprediksi perilaku konsumen.
  • Natural Language Processing (NLP): Memahami bahasa manusia, digunakan dalam chatbot atau asisten virtual.
  • Sensor Tech: Untuk memahami situasi pelanggan secara real-time.
  • Robotika: Digunakan dalam layanan otomatis seperti mesin penjual otomatis.
  • Metaverse: Konvergensi dunia digital dan dunia nyata, di mana pelanggan dapat berinteraksi dengan merek di lingkungan virtual.

Marketing 5.0 berfokus pada pemasaran berbasis data, di mana data yang dikumpulkan digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih prediktif. Konsep seperti Contextual Marketing memungkinkan perusahaan menyesuaikan produk dan layanan mereka secara real-time berdasarkan preferensi pelanggan.

Hubungan Antara Marketing 3.0, 4.0, dan 5.0

Ketiga era pemasaran ini membentuk evolusi logis dari produk ke pelanggan, dan akhirnya ke teknologi. Marketing 3.0 memperkenalkan konsep kemanusiaan dan dampak sosial dalam pemasaran, sementara Marketing 4.0 memanfaatkan digitalisasi untuk meningkatkan pengalaman pelanggan. Marketing 5.0 mengambil langkah lebih jauh dengan mengintegrasikan teknologi canggih untuk menciptakan pemasaran yang lebih personal dan efektif.

Pemasaran modern tidak hanya tentang menjual produk; ini tentang menciptakan hubungan yang mendalam dengan pelanggan, lingkungan, dan masyarakat secara keseluruhan. Teknologi canggih memperkuat kemampuan pemasar untuk memahami kebutuhan pelanggan dan menciptakan solusi yang lebih relevan.

Kesimpulan

Trilogi Pemasaran yang dikembangkan oleh Kotler, Kartajaya, dan Setiawan memberikan wawasan penting tentang evolusi pemasaran dari era produk hingga era teknologi canggih. Dengan memahami Marketing 3.0, 4.0, dan 5.0, pemasar dapat menyesuaikan strategi mereka untuk menghadapi tantangan dan peluang baru di dunia bisnis yang terus berubah. Pemasaran tidak hanya tentang menciptakan produk yang laku, tetapi juga tentang membangun hubungan yang berkelanjutan dengan pelanggan dan masyarakat.



Disadur dari Sumber INI

Membangun Rencana Pemasaran dengan Bantuan ChatGPT: Studi Kasus Membangun Kafe

 Membangun Rencana Pemasaran dengan Bantuan ChatGPT: Studi Kasus Membangun Kafe



Di era teknologi digital yang semakin canggih, alat bantu seperti ChatGPT tidak hanya bisa digunakan untuk membantu menjawab pertanyaan, tetapi juga dapat berfungsi sebagai mitra diskusi atau brainstorming untuk membuat rencana pemasaran. Pada kesempatan ini, kita akan melihat bagaimana ChatGPT bisa digunakan untuk membuat rencana pemasaran secara cepat dan efisien. Studi kasus yang digunakan adalah merencanakan sebuah bisnis kafe dari awal hingga siap diluncurkan.

Menggunakan ChatGPT sebagai Partner Diskusi

Ketika membangun bisnis baru, salah satu langkah paling penting adalah memulai dengan penelitian pasar. Untuk itu, langkah pertama dalam menggunakan ChatGPT adalah mengajukan pertanyaan sederhana: "Siapa target pasar yang potensial untuk kafe ini?"

ChatGPT memberikan beberapa opsi seperti:

  • Mahasiswa dan pelajar
  • Pekerja kantoran
  • Masyarakat lokal
  • Wisatawan
  • Digital nomads dan freelancer
  • Pecinta makanan sehat

Dari daftar ini, kita bisa langsung menganalisis potensi segmen pasar mana yang lebih menguntungkan. ChatGPT membantu memberikan kelebihan dan kekurangan setiap segmen. Misalnya, mahasiswa mungkin sering datang ke kafe, namun daya beli mereka rendah, sementara pekerja kantoran cenderung memiliki daya beli lebih tinggi meskipun lalu lintas pelanggan hanya terjadi di jam kerja.

Setelah melakukan analisis, diputuskan untuk menargetkan pekerja kantoran sebagai segmen utama karena mereka memiliki potensi pendapatan lebih besar dan dapat menjadi pelanggan setia.

Menggali Kebutuhan Pekerja Kantoran

Langkah selanjutnya adalah memahami apa yang dibutuhkan oleh pekerja kantoran dari sebuah kafe. ChatGPT membantu dengan memberikan daftar kebutuhan seperti:

  • Kecepatan pelayanan karena waktu makan siang terbatas
  • Menu yang variatif agar tidak bosan
  • Suasana nyaman dan profesional untuk meeting atau bekerja
  • Lokasi yang dekat dengan kantor
  • Fleksibilitas jam operasional

Dari daftar ini, penting untuk menyaring kebutuhan yang paling krusial. Salah satu pertanyaan penting adalah mengenai jarak ideal antara kafe dan kantor serta kecepatan pelayanan. ChatGPT menyarankan bahwa kafe sebaiknya berlokasi dalam radius 500 meter hingga 2 km dari area perkantoran, dengan pelayanan yang dapat diselesaikan dalam waktu 10-15 menit.

Membangun Diferensiasi dan Konsep Unik

Untuk menarik perhatian pelanggan, kafe harus memiliki diferensiasi yang kuat. Dengan bantuan ChatGPT, beberapa alternatif diferensiasi yang muncul antara lain:

  • Konsep dan tema unik
  • Pengalaman pelanggan yang dipersonalisasi
  • Menu inovatif
  • Teknologi canggih untuk pemesanan
  • Konsep ramah lingkungan

Dari sini, ChatGPT menyarankan untuk fokus pada konsep unik dan menu sebagai elemen diferensiasi utama. Misalnya, kafe ini bisa mengusung tema musik, dengan dekorasi bertema artistik dan menu yang unik, sehingga menarik pekerja kantoran yang ingin mencari suasana berbeda sambil menikmati kopi.

Membuat Positioning dan Branding

Setelah konsep dan target pasar ditentukan, langkah selanjutnya adalah membuat pernyataan positioning. Dengan bantuan ChatGPT, pernyataan positioning yang dihasilkan untuk kafe musik ini adalah:

"Kafe musik yang menawarkan oasis inspiratif di tengah hiruk-pikuk kota, dirancang untuk pekerja kantoran yang menghargai suasana musik berkualitas dan menu lezat. Kafe ini menjadi tempat sempurna untuk bersantai setelah jam kerja dengan suasana energik dan live music yang nyaman."

Setelah itu, ChatGPT juga membantu menghasilkan nama kafe yang menarik. Dari beberapa opsi, nama yang dipilih adalah "Beat and Beans", yang mencerminkan perpaduan antara musik dan kopi. ChatGPT kemudian membantu membuat sketsa logo, dengan elemen biji kopi dan gitar sebagai simbol musik dan minuman.

Menyusun Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran adalah elemen penting untuk membangun bisnis yang sukses. Dalam hal ini, ChatGPT membantu menyusun Marketing Mix yang mencakup:

  1. Produk: Menu kopi dan minuman bernuansa musik, seperti "Moka Melody" atau "Tropical Tune". Nama-nama ini memberikan sentuhan unik yang sesuai dengan konsep musik dari kafe.

  2. Harga: ChatGPT membantu menentukan harga yang kompetitif dengan mempertimbangkan biaya bahan baku, margin keuntungan, dan harga kompetitor. Misalnya, harga kopi dibuat sedikit premium untuk menarik pekerja kantoran yang menghargai kualitas.

  3. Promosi: Untuk strategi promosi, ChatGPT menyarankan grand opening dengan diskon hari pertama, acara live music, dan promosi di media sosial. Selain itu, menawarkan diskon untuk pembelian pertama atau membuat program loyalitas juga direkomendasikan.

  4. Tempat: Lokasi strategis di dekat area perkantoran dengan akses mudah menjadi kunci. Kafe juga dirancang dengan konsep open space agar cocok untuk suasana kerja maupun santai.

Menyempurnakan Detail dan Peluncuran

Setelah semua elemen marketing mix tersusun, ChatGPT juga membantu menyusun rencana peluncuran, termasuk acara grand opening, teaser di media sosial, distribusi selebaran, hingga kerja sama dengan bisnis lokal untuk menarik lebih banyak pelanggan.

Dengan bantuan ChatGPT, seluruh rencana bisnis dan pemasaran untuk kafe ini bisa disusun dalam waktu singkat, dari konsep awal hingga strategi peluncuran. Meskipun masih memerlukan penyempurnaan, ini adalah langkah awal yang baik untuk memulai bisnis baru.

Kesimpulan

Menggunakan ChatGPT sebagai alat brainstorming dalam membangun rencana pemasaran dapat menghemat waktu dan memberikan wawasan yang luas. Dengan bantuan ChatGPT, Anda dapat menyusun strategi pemasaran yang lebih terstruktur, mulai dari menentukan target pasar, membuat konsep yang unik, hingga menyusun bauran pemasaran yang komprehensif.

Meskipun ChatGPT sangat membantu, tetap penting untuk melakukan riset tambahan dan mempertimbangkan berbagai faktor lain seperti biaya dan preferensi lokal sebelum meluncurkan bisnis. Dengan kombinasi antara teknologi dan kreativitas manusia, membangun bisnis baru bisa menjadi lebih mudah dan efisien.


disadur dari sumber INI

Belajar Digital Marketing Lengkap, Strategi Menyeluruh untuk Pemasar Modern

 Panduan Lengkap Digital Marketing: Strategi Menyeluruh untuk Pemasar Modern



Digital marketing telah menjadi salah satu strategi paling penting dalam dunia bisnis saat ini. Namun, banyak pemasar masih melihatnya secara sempit, fokus hanya pada alat atau platform tertentu. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana seharusnya pemasaran digital dikelola secara lebih strategis dan menyeluruh, dimulai dari membangun persona pelanggan hingga memanfaatkan berbagai alat digital dalam setiap tahap perjalanan pelanggan.

Mengapa Digital Marketing Harus Dikelola Secara Strategis?

Ketika mendengar istilah "digital marketing," kebanyakan orang berpikir tentang alat-alat teknis seperti SEO (Search Engine Optimization), SEM (Search Engine Marketing), atau iklan di platform seperti Google Ads, Meta Ads, dan TikTok Ads. Memang, alat-alat ini penting dalam pemasaran, tetapi terlalu fokus pada satu atau dua alat ini membuat strategi digital marketing menjadi sangat terbatas. Digital marketing yang sukses harus berakar pada pemahaman menyeluruh tentang pelanggan dan bagaimana mereka berinteraksi dengan produk atau layanan Anda.

Membangun Persona Pelanggan

Langkah pertama dalam strategi digital marketing adalah membangun persona pelanggan. Persona pelanggan adalah profil mendetail tentang siapa pelanggan ideal Anda. Ada empat aspek utama yang perlu dipertimbangkan dalam membuat persona pelanggan:

  1. Geografis: Di mana pelanggan Anda tinggal? Tempat apa yang mereka kunjungi? Wilayah geografis apa yang paling relevan dengan produk Anda?

  2. Demografis: Berapa usia pelanggan Anda? Apa jenis kelamin mereka? Apakah mereka sudah menikah? Bagaimana komposisi keluarganya?

  3. Psikografis: Apa yang memotivasi mereka dalam hidup? Nilai-nilai apa yang mereka pegang teguh? Apa yang membuat mereka termotivasi dalam keseharian?

  4. Perilaku Pembelian: Bagaimana mereka mengonsumsi media? Di platform mana mereka sering mencari informasi tentang produk atau layanan?

Dengan membangun persona pelanggan yang jelas, Anda dapat lebih mudah menyusun konten dan strategi digital marketing yang sesuai dengan target audiens. Di era digital saat ini, dua segmen utama yang perlu diperhatikan adalah Milenial dan Gen Z. Kedua kelompok ini memiliki karakteristik yang sangat berbeda dalam hal perilaku online dan konsumsi media.

  • Milenial cenderung menampilkan "versi terbaik" dari diri mereka di media sosial, sering mengonsumsi konten emosional yang lebih panjang, dan lebih dipengaruhi oleh ulasan profesional.

  • Gen Z lebih otentik dalam mengekspresikan diri, menyukai konten yang pendek dan praktis, serta lebih terpengaruh oleh rekomendasi dari influencer atau teman sebaya.

Memahami Customer Journey

Setelah persona pelanggan terbentuk, langkah berikutnya adalah memahami customer journey atau perjalanan pelanggan. Customer journey mengacu pada langkah-langkah yang dilalui pelanggan dari tahap kesadaran hingga pembelian dan advokasi. Salah satu model yang dapat digunakan untuk memahami customer journey adalah 5A, yang terdiri dari:

  1. Aware (Menyadari): Pelanggan pertama kali mengenal produk atau layanan Anda.

  2. Appeal (Tertarik): Mereka mulai menunjukkan ketertarikan pada produk atau layanan.

  3. Ask (Bertanya): Pelanggan mencari informasi lebih lanjut, baik dari media sosial, mesin pencari, atau rekomendasi dari teman.

  4. Act (Bertindak): Mereka melakukan pembelian atau menggunakan layanan.

  5. Advocate (Mengadvokasi): Setelah puas, pelanggan merekomendasikan produk atau layanan Anda kepada orang lain.

Tidak semua industri memiliki customer journey yang sepenuhnya digital. Misalnya, dalam industri properti, interaksi digital mungkin hanya terjadi pada tahap kesadaran dan penelitian. Pembelian properti biasanya tetap dilakukan melalui interaksi tatap muka. Namun, untuk industri seperti fashion atau elektronik konsumen, perjalanan pelanggan dapat sepenuhnya dilakukan secara digital, mulai dari kesadaran hingga pembelian dan rekomendasi.

Menggunakan Alat Digital Marketing yang Tepat

Setelah memahami persona dan customer journey, langkah selanjutnya adalah memilih alat digital marketing yang sesuai dengan setiap tahap perjalanan pelanggan. Berikut adalah beberapa alat yang dapat digunakan di setiap tahap:

  1. Iklan Bergambar (Display Ads): Cocok untuk tahap kesadaran dan daya tarik, di mana iklan ditempatkan di situs web yang relevan untuk menarik perhatian calon pelanggan.

  2. Pemasaran Media Sosial: Platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube sangat populer untuk menciptakan kesadaran dan interaksi dengan audiens. Iklan media sosial juga efektif untuk meningkatkan keterlibatan.

  3. Pemasaran Email: Mengirim buletin secara berkala dapat membantu menjaga hubungan dengan pelanggan yang sudah tertarik atau telah melakukan pembelian.

  4. Optimasi Mesin Pencari (SEO) dan Pemasaran Mesin Pencari (SEM): Membantu memastikan produk atau layanan Anda muncul di halaman pertama mesin pencari ketika pelanggan mencari produk yang relevan.

  5. E-commerce dan Social Commerce: Banyak bisnis kini bertransaksi langsung melalui platform e-commerce atau media sosial yang memungkinkan pelanggan melakukan pembelian tanpa meninggalkan platform.

  6. Pemasaran Afiliasi: Menggunakan influencer atau afiliasi untuk mempromosikan produk Anda. Anda membayar komisi atas setiap penjualan yang berhasil dilakukan melalui afiliasi.

Alat-alat ini dapat dikombinasikan untuk menciptakan strategi pemasaran yang lebih menyeluruh. Jangan hanya fokus pada satu alat atau platform, tetapi gunakan berbagai alat untuk memaksimalkan hasil dari setiap aktivitas pemasaran digital Anda.

Membangun Merek vs. Pemasaran Kinerja

Banyak pemasar cenderung terlalu fokus pada pemasaran kinerja (performance marketing), yaitu pemasaran yang berfokus pada hasil langsung seperti penjualan, klik, atau keterlibatan. Pemasaran kinerja sangat penting, tetapi jangan lupa tentang membangun merek (brand building), yang lebih berfokus pada jangka panjang dan menciptakan hubungan emosional dengan audiens.

Pemasaran kinerja lebih bersifat taktis dan jangka pendek, sementara membangun merek lebih strategis dan jangka panjang. Membangun merek melibatkan storytelling dan menciptakan ikatan emosional dengan pelanggan. Dalam strategi digital marketing yang efektif, kedua pendekatan ini harus diseimbangkan.

Konten yang Efektif: Hiburan, Edukasi, Inspirasi, dan Persuasi

Konten adalah jantung dari digital marketing. Ada empat jenis konten utama yang perlu dipertimbangkan:

  1. Hiburan: Konten yang menghibur audiens, seperti video lucu atau meme, cocok untuk menarik perhatian di awal.

  2. Edukasi: Konten yang memberikan informasi berharga, seperti tutorial atau infografis.

  3. Inspirasi: Konten yang menginspirasi audiens, seperti daftar rekomendasi atau cerita sukses.

  4. Persuasi: Konten yang dirancang untuk meyakinkan, seperti brosur produk atau studi kasus.

Dengan menggabungkan keempat jenis konten ini, Anda dapat menciptakan hubungan yang seimbang antara aspek emosional dan rasional dengan audiens Anda.

Pemasaran Influencer

Pemasaran influencer telah menjadi bagian penting dari strategi digital marketing, terutama di era media sosial. Influencer dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan jumlah pengikut:

  • Nano Influencer: Memiliki pengikut dalam jumlah kecil tetapi sangat terlibat.
  • Micro Influencer: Sedikit lebih besar dari nano, tetapi tetap berfokus pada niche tertentu.
  • Macro Influencer dan Mega Influencer: Influencer dengan pengikut besar, cocok untuk kampanye yang membutuhkan jangkauan luas.

Jika tujuan Anda adalah membangun kesadaran merek, maka menggunakan macro atau mega influencer adalah pilihan yang baik. Namun, jika Anda ingin mendorong konversi atau penjualan langsung, menggunakan micro atau nano influencer bisa lebih efektif karena mereka memiliki hubungan yang lebih intim dengan komunitas mereka.

Kesimpulan

Digital marketing bukan hanya tentang menggunakan satu atau dua alat, seperti SEO atau iklan media sosial. Ini adalah strategi yang luas dan mencakup berbagai aspek mulai dari persona pelanggan hingga alat yang digunakan di setiap tahap customer journey. Dengan memahami pelanggan Anda, membangun customer journey yang jelas, dan memanfaatkan alat-alat digital yang tepat, Anda dapat menciptakan strategi digital marketing yang menyeluruh dan efektif.

Pemasaran digital adalah perpaduan antara taktik jangka pendek dan strategi jangka panjang. Fokuslah pada membangun merek sekaligus mengoptimalkan kinerja pemasaran. Dengan pendekatan yang seimbang, Anda dapat mencapai hasil yang maksimal dalam bisnis Anda.


Disadur dari Sumber DISINI

Cara Menggunakan AI untuk Meningkatkan Penjualan

Cara Menggunakan ChatGPT untuk Meningkatkan Penjualan: Studi Kasus Penjualan Mobil Listrik Fiktif



Dalam dunia pemasaran modern, kemampuan untuk beradaptasi dengan teknologi baru menjadi kunci kesuksesan. Salah satu inovasi terbaru adalah penggunaan kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT untuk membantu proses penjualan. Dalam artikel ini, kita akan mengulas bagaimana ChatGPT digunakan untuk mensimulasikan skenario penjualan mobil listrik fiktif.

Pengenalan

Pada kesempatan kali ini, Iwan Setiawan, seorang pemasar, ingin menguji kemampuan ChatGPT untuk membantu seorang salesman mempersiapkan strategi penjualan mobil. Iwan memilih menjadi seorang salesman mobil listrik fiktif dan menggunakan ChatGPT untuk membantunya melakukan penjualan. Simulasi ini bertujuan untuk memahami bagaimana AI dapat diintegrasikan ke dalam proses penjualan nyata.

Proses Persiapan

Untuk memaksimalkan penggunaan ChatGPT, Iwan mempersiapkan tiga dokumen penting yang akan diunggah dan digunakan sebagai dasar bagi ChatGPT dalam membantu proses penjualan:

  1. Pengetahuan Produk: Iwan membuat brosur fiktif berisi spesifikasi teknis kendaraan listrik yang ia beri nama Marketeers BEV SUV. Brosur ini mencakup detail keunggulan teknis kendaraan, mulai dari performa, tenaga mesin, hingga fitur ramah lingkungan yang diusung oleh mobil tersebut.

  2. Daftar Harga dan Skema Pembiayaan: Dalam dokumen kedua, Iwan memberikan informasi lengkap tentang harga mobil, varian yang tersedia, simulasi pembiayaan, serta promo yang berlaku untuk waktu terbatas. Ini memberikan ChatGPT data penting untuk menjawab pertanyaan terkait harga dan penawaran khusus.

  3. Database Pelanggan: Iwan membuat daftar 100 prospek pelanggan fiktif, lengkap dengan detail profil seperti nama, usia, pekerjaan, status menikah, hingga mobil terakhir yang mereka beli. Data ini bertujuan untuk membantu ChatGPT merekomendasikan prospek terbaik yang bisa dihubungi.

Menggunakan ChatGPT untuk Penjualan

Setelah memberikan tiga dokumen tersebut, Iwan mulai berinteraksi dengan ChatGPT untuk berbagai skenario penjualan, di antaranya:

1. Memilih Prospek Potensial

Setelah mempelajari database pelanggan, ChatGPT merekomendasikan prospek bernama Eko Setiawan, seorang pengusaha berusia 50 tahun yang baru saja membeli Honda CRV tahun lalu. Berdasarkan data tersebut, ChatGPT menyimpulkan bahwa Eko kemungkinan besar tertarik pada kendaraan listrik karena latar belakangnya sebagai pemilik kendaraan premium.

2. Membuat Draft Email Penawaran

Iwan meminta ChatGPT untuk membuat draft email penawaran yang ditujukan kepada Eko. ChatGPT merespons dengan memberikan email formal yang menyampaikan keunggulan teknis mobil listrik tersebut, seperti tenaga mesin sebesar 300 tenaga kuda dan fitur ramah lingkungan. Selain itu, email ini dilengkapi dengan ajakan bertindak (call-to-action) yang mengundang prospek untuk bertanya lebih lanjut.

3. Membuat Draft Pesan WhatsApp

Karena email mungkin tidak selalu efektif, Iwan juga menguji kemampuan ChatGPT dalam membuat pesan WhatsApp. Pesan ini lebih santai namun tetap sopan, memperkenalkan produk dengan singkat dan menawarkan kesempatan test drive kepada prospek.

4. Mengatasi Penolakan

Tidak semua prospek akan tertarik. Dalam simulasi, Iwan menanyakan kepada ChatGPT bagaimana merespons jika Eko menolak penawaran tersebut. ChatGPT memberi saran untuk tetap menjaga komunikasi positif, berterima kasih atas waktu yang telah diberikan, dan membuka kemungkinan untuk diskusi lebih lanjut jika prospek berubah pikiran di masa mendatang.

5. Mengatasi Keraguan Tentang Mobil Listrik

Salah satu kekhawatiran umum tentang mobil listrik adalah ketersediaan stasiun pengisian daya. Iwan meminta ChatGPT untuk merespons jika prospek memiliki kekhawatiran ini. ChatGPT memberikan jawaban yang meyakinkan, menjelaskan bahwa infrastruktur pengisian daya telah berkembang pesat, terutama di kota-kota besar, dan bahwa mobil ini dilengkapi teknologi fast charging yang hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk mengisi hingga 80%.

Kesimpulan

Dalam simulasi ini, ChatGPT terbukti efektif membantu dalam berbagai aspek penjualan, mulai dari memilih prospek, menyusun email dan pesan WhatsApp, hingga merespons penolakan dan keraguan prospek. Meskipun draft yang dihasilkan perlu sedikit penyesuaian agar lebih singkat dan sesuai dengan gaya bahasa salesman, ChatGPT telah memberikan fondasi yang kuat untuk mempermudah pekerjaan salesman.

Teknologi seperti ChatGPT membuka banyak peluang baru bagi pemasar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas mereka dalam menjual produk. Penggunaan AI ini dapat membantu mempersingkat proses persiapan, memberikan analisis prospek yang lebih cepat, dan menghasilkan komunikasi yang lebih baik dengan calon pelanggan.

Jika Anda tertarik menggunakan teknologi ini untuk mendukung penjualan Anda, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mulai bereksperimen dengan data produk Anda sendiri dan melihat sejauh mana AI bisa membantu Anda mencapai tujuan penjualan.

Sampai jumpa di episode berikutnya!

Bikin Sushi Jadi Mudah & Rapi dengan Cetakan Bazooka (Sushezi ) : Pengalaman Seru Teteh di Dapur!

Pengalaman Teteh Pakai Sushezi: Bikin Sushi Sendiri di Rumah Jadi Lebih Gampang!

Assalamualaikum, Teman Tehyun! 👋

Kali ini Teteh mau cerita pengalaman seru saat nyobain alat yang lagi hits di kalangan pencinta sushi, yaitu Sushezi alias Sushi Bazooka. Udah pada tahu belum? Kalau belum, sini Teteh ceritain biar kalian nggak ketinggalan update!



Apa Itu Sushezi?

Jadi, Sushezi ini alat pembuat sushi yang bentuknya kayak bazoka, makanya banyak yang nyebutnya Sushi Bazooka. Alat ini emang didesain khusus buat bikin sushi atau kimbap di rumah jadi lebih gampang dan hasilnya rapi banget, kayak yang dijual di restoran. 😍



Kenapa Teteh Tertarik Coba?

Jujur aja, Teteh itu penggemar sushi berat. Tapi, kadang malas juga kalau harus ke restoran terus-terusan, apalagi kalau lagi hujan atau mager. Makanya, pas Teteh lihat ada alat yang bisa bikin sushi sendiri dengan mudah, langsung deh kepincut pengen coba! Lagian, siapa sih yang nggak pengen bikin sushi cantik di rumah dan bisa pamer ke teman-teman? 😜

First Impression: Simple Tapi Canggih

Waktu Sushezi ini sampai di rumah, Teteh langsung buka dan amazed sama betapa simpel tapi canggihnya alat ini. Jadi, ada tiga bagian utamanya: tabung plastik yang bisa dibuka jadi dua, tongkat pendorong, dan tutup tabung. Bahannya dari plastik ABS yang aman banget buat makanan, dan bonusnya lagi, bisa dicuci pakai dishwasher. Praktis kan?

Cara Pakai: Semudah Mainan!

Nah, sekarang masuk ke bagian paling seru, yaitu cara pakainya! Pertama, Teteh buka tabungnya, terus isi deh dengan nasi sushi dan isian favorit, kayak irisan ikan, alpukat, atau sayuran. Setelah itu, tutup lagi tabungnya, dan dorong dengan tongkat pendorong sampai sushi keluar dalam bentuk yang rapi. Nggak sampai 10 menit, sushi ala restoran siap disajikan di meja! 😍

Serius deh, pakai Sushezi ini beneran gampang. Buat yang nggak terlalu lihai di dapur, alat ini tuh penyelamat banget. Nggak perlu khawatir sushi bakal berantakan atau nggak rapi, karena hasilnya pasti cantik!

Pengalaman Teteh: Jadi Makin Sering Bikin Sushi

Sejak punya Sushezi, Teteh jadi makin rajin bikin sushi sendiri di rumah. Apalagi ukuran Sushezi ini kecil dan compact, cuma sekitar 30 cm panjangnya, jadi gampang disimpan dan nggak makan tempat. Dan yang paling penting, setiap kali Teteh bikin sushi, hasilnya selalu rapi dan bikin teman-teman yang lihat di Instagram pada penasaran, "Gimana sih cara bikinnya?" 😂

Worth It Nggak, Sih?

Kalau ditanya worth it nggak, Teteh bakal jawab: worth it banget! Buat Teteh yang suka eksplorasi di dapur dan penggemar sushi, Sushezi ini beneran alat yang bikin hidup jadi lebih mudah. Bisa bikin sushi atau kimbap kapan aja, tanpa perlu keluar rumah, dan pastinya lebih hemat!

Tips dari Teteh:

Buat teman-teman yang mau coba, Teteh saranin buat beli Sushezi ini di Shopee.Yung langsung beli aja, kamu  bisa Beli di sini !: , atau cari aja kode BAK-WRM-VEY. Harganya juga terjangkau kok, dan Teteh jamin, kalian nggak akan nyesel deh!


Itu dia cerita Teteh tentang pengalaman pakai Sushezi alias Sushi Bazooka. Bikin sushi jadi lebih gampang, rapi, dan pastinya enak buat dipamerin! 😄 Selamat mencoba, ya! 🍣

Pengalaman Teteh Pakai ShopeePay , dan bagi bagi Saldo ShopeePay!

ShopeePay: Sahabat Setia Teteh dalam Belanja dan Bayar Tagihan

Hai, semuanya! Kali ini Teteh mau cerita tentang pengalaman Teteh yang udah sekian lama pakai ShopeePay. Buat yang belum kenal, ShopeePay ini semacam dompet digital yang multifungsi banget. Dulu, Teteh tuh agak kurang yakin sama yang namanya dompet digital. Biasa, Teteh masih setia sama cara-cara lama. Tapi, setelah temen-temen banyak yang bilang kalau pakai ShopeePay itu lebih praktis dan banyak untungnya, akhirnya Teteh coba deh. Ternyata, emang beneran memudahkan banget!



Pertama kali Teteh pakai ShopeePay itu waktu belanja online di Shopee. Teteh sering banget belanja di Shopee buat keperluan sehari-hari, dari skincare, baju, sampe alat dapur. Nah, biasanya Teteh bayar pake transfer bank, yang kadang agak ribet karena harus bolak-balik aplikasi mobile banking. Tapi, pas Teteh coba pakai ShopeePay, wah, langsung terasa bedanya! Bayar jadi lebih cepat, ga perlu ribet masukin data-data yang bikin pusing. Tinggal klik-klik, beres!

Bukan cuma soal kecepatan, Teteh juga suka banget sama fitur cashback yang sering Teteh dapet setiap kali belanja. Misalnya, waktu Teteh beli skincare andalan, langsung dapet cashback yang lumayan banget buat dipakai belanja lagi. Rasanya seneng aja, belanjaan kita jadi lebih hemat karena uang cashback itu bisa dipakai buat belanja berikutnya. Teteh tuh tipe orang yang selalu ngecek promo sebelum belanja, dan ShopeePay sering banget kasih diskon-diskon menarik. Jadi makin cinta deh sama ShopeePay! 😍

ShopeePay ini nggak cuma buat belanja online aja, loh. Teteh juga pakai buat bayar tagihan listrik, air, sampai beli pulsa. Semua bisa dilakukan dengan beberapa klik aja. Buat Teteh yang kadang suka lupa bayar tagihan, ShopeePay ini bener-bener jadi penyelamat. Udah gitu, Teteh bisa kirim uang ke temen atau keluarga tanpa kena biaya admin. Ini penting banget, apalagi kalau ada yang butuh kiriman uang dadakan, kan jadi lebih praktis.

Oh ya, Teteh juga pernah nyobain bayar di restoran pakai ShopeePay. Ternyata gampang banget! Tinggal scan QR code, terus otomatis terhubung dengan saldo ShopeePay kita. Ga perlu lagi bawa uang tunai banyak-banyak. Ini tuh praktis banget buat Teteh yang suka makan di luar bareng keluarga atau temen-temen. Ditambah lagi, sering ada promo diskon makan kalau bayar pakai ShopeePay. Lumayan kan, makan enak tapi tetap hemat! 😋

Nah, yang bikin Teteh makin betah pakai ShopeePay itu adalah keamanan transaksinya. Setiap kali Teteh mau bayar, selalu ada verifikasi dulu, jadi nggak perlu khawatir soal keamanan saldo kita. Teteh juga bisa lihat riwayat transaksi dengan mudah, jadi kalau ada yang mencurigakan, Teteh bisa langsung cek.

Oh iya, buat kalian yang belum coba ShopeePay, Teteh punya info menarik nih. Kalau kalian download ShopeePay sekarang, kalian bisa dapetin Saldo Rp 88.000 loh! Bayangin, cuma dengan download dan pakai ShopeePay, kalian udah langsung dapet bonus segede itu. Buat apa lagi mikir panjang, langsung aja download sekarang dan rasain sendiri keuntungannya. Yuk, jadi bagian dari ShopeePay family bareng Teteh!

Jadi, itu dia cerita Teteh soal ShopeePay. Beneran deh, ini dompet digital yang bikin hidup lebih mudah, aman, dan hemat. Jangan lupa download ShopeePay sekarang, dan nikmati semua keuntungannya bareng Teteh. Happy shopping, semuanya! 🛒✨

Bagi-Bagi Voucher ShopeeFood Cepetan keburu Keabisan !!

Pengalaman Teteh Hemat Belanja Makanan di ShopeeFood, Yuk Ikuti Tipsnya!


Assalamualaikum Teman Tehyun! Kali ini Teteh mau cerita nih pengalaman seru yang bikin hari-hari makan Teteh jadi lebih hemat dan praktis. Siapa sih yang nggak suka makan enak tapi tetap hemat? Nah, Teteh punya tips jitu biar bisa dapetin diskon gede dari ShopeeFood. Langsung aja, yuk simak pengalaman Teteh dan tips-tipsnya!

1. Jangan Pernah Lewatkan Voucher Diskon s/d 60%!

Awalnya, Teteh penasaran, gimana sih cara makan enak tanpa bikin kantong bolong? Ternyata, ShopeeFood sering banget ngasih voucher diskon sampai 60%! Nah, Teteh biasanya ngecek promo-promo ini tiap kali mau pesan makanan. Gampang banget, tinggal klik aja di sini buat dapetin diskon dan pilih makanan favoritmu. Teteh sering dapet diskon buat makanan-makanan kekinian yang bikin ngiler, tapi harganya tetap aman di dompet.


2. Pesan Mie Gacoan Diskon 50%? Yes, Please!

Teteh penggemar berat Mie Gacoan nih, apalagi kalau lagi diskon 50%! Ini salah satu trik hemat Teteh, tiap ada promo Mie Gacoan, langsung aja Teteh pesan lewat ShopeeFood. Kebetulan banget, waktu itu ada diskon 50%, dan nggak pakai pikir panjang, langsung Teteh cek dan klaim vouchernya di sini. Hasilnya? Makan puas dengan harga setengah! Teteh selalu pastiin cek promo ini sebelum kelaperan melanda.

3. Janji Jiwa dengan Diskon 50%, Bikin Ngopi Jadi Lebih Nikmat

Kalau lagi butuh energi tambahan, kopi dari Janji Jiwa jadi pilihan Teteh. Dan yang paling bikin seneng, Teteh bisa dapetin diskon 50% loh! Teteh biasanya langsung cek promo-promo terbaru dan nggak ragu buat langsung pesan, apalagi kalo lagi ada diskon segede ini. Kalau kamu mau ikutan hemat kaya Teteh, langsung aja cek dan klaim vouchernya di sini. Dijamin, ngopi jadi lebih nikmat!

4. Flash Sale Serba 15 Ribu, Emang Bikin Kalap!

Ini nih, yang paling bikin Teteh kalap waktu belanja di ShopeeFood, yaitu Flash Sale serba 15 ribu! Siapa sih yang bisa nolak makanan enak dengan harga semurah ini? Teteh nggak pernah ketinggalan buat cek Flash Sale ShopeeFood, dan kamu juga bisa ikutan dengan ngeklik di sini. Buruan, jangan sampai kehabisan ya!

5. Gratis Ongkir, Teman Setia Para Pecinta Makan Hemat

Satu lagi yang bikin Teteh makin cinta sama ShopeeFood, yaitu voucher gratis ongkir sampai 15 ribu! Teteh selalu manfaatin voucher ini setiap kali pesan makanan, terutama kalau lagi mager keluar rumah. Kamu juga bisa dapetin voucher gratis ongkir ini dengan cek langsung di sini. Hemat ongkir, hemat uang makan, pokoknya komplit!

6. Tips Makan Hemat: Cek Rekomendasi Resto Terlaris di Sekitarmu

Nah, buat kamu yang sering bingung mau makan apa, Teteh punya tips nih. Cek aja rekomendasi resto terlaris di ShopeeFood, dijamin ada yang pas di hati. Yang bikin tambah asik, ShopeeFood juga ngasih voucher diskon sampai 60% buat resto-resto ini. Langsung aja cek promonya di sini, dan temukan resto favoritmu!

Itu dia pengalaman Teteh berburu diskon di ShopeeFood. Buat kamu yang pengen hemat tapi tetap makan enak, jangan lupa ikutin tips dari Teteh ini ya. Selamat menikmati dan semoga hari-harimu makin ceria dengan makanan favoritmu!