Membaca Tanpa Batas: Kisah Guru Gembul tentang Buku di Era Teknologi

 Mengapa Buku Masih Penting di Era Digital?

Halo Teman-Teman! Selamat datang di blog Teteh Asahid Tehyung, di mana kali ini teteh ingin berbagi cerita seru saduran dari episode terbaru podcast Lentera bareng Guru Gembul.



Di podcast Lentera kali ini, aku berbincang dengan sosok yang asik banget, yaitu Guru Gembul. Kami ngobrol panjang lebar tentang buku dan betapa buku masih menjadi medium yang sangat penting meski kita sekarang hidup di era digital yang serba cepat.

Namun sebelum kamu mendengarkan podcastnya, jangan lupa download aplikasi Lentera dan nikmati koleksi buku gratis yang tersedia!

Awal Cinta Guru Gembul pada Buku

Dalam podcast, Guru Gembul bercerita tentang momen pertama kali ia jatuh cinta pada buku. Ternyata, minat bacanya dimulai sejak kecil! Dia mengisahkan bagaimana ayahnya sering mengajaknya ke pasar untuk membeli buku. Buku pertama yang membuatnya terpikat adalah cerita-cerita tentang hewan, seperti rubah kecil yang menjadi kenangan kuat dalam hidupnya. Menariknya, Guru Gembul sudah bisa membaca sejak sebelum SD.

Namun, bukan hanya buku anak-anak yang ia baca. Guru Gembul juga mendapatkan buku yang cukup berat saat kecil, yakni buku ilmu pengetahuan kelas 5 SD! Ketika itu, dia merasa buku tersebut terlalu sulit untuk dipahami, tapi justru hal inilah yang mendorongnya untuk semakin semangat belajar.

Buku yang Membuat Perubahan

Yang unik dari cerita Guru Gembul adalah bahwa buku yang pertama kali membuatnya terinspirasi secara mendalam bukanlah buku ilmu pengetahuan, melainkan sebuah komik! Komik Dragon Ball edisi ke-41 menjadi bacaan favoritnya saat SMP, dan ia mengakui bahwa komik itulah yang mengubah cara berpikirnya tentang keberanian dan tantangan hidup. Dalam komik tersebut, anak-anak kecil harus berhadapan dengan musuh yang sangat kuat, dan walaupun tampak mustahil, mereka tidak takut untuk melawan.

Guru Gembul pun mulai memahami bahwa ketakutan terbesar manusia adalah kematian, dan jika kita sudah tidak lagi takut pada kematian, maka tidak ada lagi yang perlu ditakuti. Inilah yang kemudian mempengaruhi cara berpikirnya di masa depan, termasuk bagaimana ia mengatasi berbagai doktrin dan larangan dalam membaca buku yang beredar di masyarakat.

Tantangan Membaca di Era Digital

Meskipun dunia semakin terhubung dengan teknologi, Guru Gembul tetap menekankan bahwa buku masih merupakan medium yang sangat penting untuk menyebarkan pengetahuan. Walaupun banyak orang sekarang lebih memilih media cepat seperti podcast atau video, ia percaya bahwa buku menawarkan struktur dan kedalaman yang sulit ditemukan di media lain.

Buku, menurutnya, memiliki pertanggungjawaban yang lebih baik karena proses penulisannya melalui banyak tahapan, termasuk pengeditan dan koreksi, sehingga informasi yang disajikan biasanya lebih akurat dan mendalam.

Buku: Sarana Curang untuk Berpengetahuan?

Dalam salah satu bagian podcast, Guru Gembul menyebut bahwa membaca buku sebenarnya adalah "cara curang untuk berpengetahuan." Kenapa? Karena dengan membaca buku, kita bisa meminjam pengalaman orang lain tanpa harus mengalaminya sendiri. Kita bisa memahami berbagai pengetahuan tanpa harus terlibat langsung dalam situasi-situasi tertentu. Contohnya, kita tidak perlu mencoba sianida untuk tahu bahwa itu berbahaya—cukup membaca pengalaman orang lain.

Namun, di sisi lain, Guru Gembul juga mengingatkan bahwa tidak semua buku akan membawa manfaat positif. Seperti media lainnya, buku bisa menjadi alat yang baik atau buruk, tergantung pada bagaimana kita menggunakannya dan bagaimana buku tersebut memengaruhi cara berpikir kita.

Berpikir Mandiri dan Kebebasan dalam Membaca

Yang paling menarik dari perbincangan kami adalah bagaimana Guru Gembul menekankan pentingnya kemandirian berpikir. Menurutnya, masyarakat sering kali takut dengan buku-buku tertentu karena dianggap bisa menyesatkan. Namun, justru dengan membaca berbagai jenis buku, kita bisa lebih kritis dan memiliki kebebasan berpikir. Guru Gembul sendiri bahkan pernah dilarang membaca buku-buku tertentu, tetapi hal itu malah membuatnya semakin penasaran.

Ia percaya bahwa membaca buku bukan berarti menelan bulat-bulat isi buku tersebut, melainkan menggunakan buku sebagai referensi untuk memperkaya pengetahuan kita dan membentuk pandangan sendiri. Inilah esensi dari kebebasan dalam membaca—kita bebas memilih dan memutuskan apa yang kita yakini.

Kesimpulan

Meskipun dunia semakin maju dengan teknologi, buku masih menjadi medium penting dalam memperkaya pengetahuan dan membuka wawasan. Seperti yang disampaikan oleh Guru Gembul, buku memberikan kebebasan untuk berpikir, mengeksplorasi, dan memahami dunia dari berbagai sudut pandang. Bagi kita yang hidup di era digital, kombinasi antara teknologi dan buku dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih lengkap.

Jadi, jangan takut untuk terus membaca, bereksplorasi, dan menemukan inspirasi dari setiap halaman yang kita buka.

Sampai di sini dulu ya tulisan kali ini. Jangan lupa download Lentera app dan nikmati berbagai koleksi buku secara gratis!


Saduran dari sumber ini

0 komentar:

Posting Komentar